Jumaat, 26 November 2010

Letter to God (let me kiss You just once)






Ya Allah ya Rahman Ya Rahim ...
From the front of the sanctuary of Thy holy and great nan, let me write this letter as a sense of yearning without me at thy bounds, instead of our last meeting while I make a beeline to you in the palace of the Most Beautiful, the Palace of all creatures on earth to find it, but only a handful of those options that let you stop there, thank you for this gift of infinite, you allow yourself this humiliation tuk-general looked at your face, in the Palace of You, in Your Garden. Every time we meet, you always convince me to firmanMu: "came at me, remove the sins of the left leg and right leg made the reward." Lord ... I do not want my sins are not removed, but I'm ashamed, very ashamed, every time you remove sin, after I left the palace-you, again I do the same sin. I do not want, nor is darjatku ride in the world and the hereafter, so I'm not eligible to receive, I am but dust in the palm of thy small, but a drop of water in the ocean of Thy Most area, you let me stare at your face alone is a gift I can not even respond to life though.

Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim ...
When you give me the trials and tests, very heavy and painful, I had to flee from thy fate, leaving all the articles that you speak to me, once I feel very upset with you, I forgive you the owner O, forgive honesty and without me extend even this letter knows you. After all the storms of life pass, then I realized that nothing bad happened to the accident is still much more beautiful if they are still with you.

Ya Allah Maharahman and Maharahim, the senatiasa presenting his hands at night to turn the person who committed the offense in the day, and presenting his hands during the day to turn those who commits the offense at night, on and on until the sun rises from west. I can not forgive Your love, as you are always present love and forgiveness.Who can not afford to bring tears of longing, as tears and desire in Jabbal Muhammad Nur. Who can not afford melamunkan You, as kekhusyukkan 'Ali, who defeated the coming of death.

Ya Allah Maharahman and Maharahim,
allow me to continue to be able to visit the palace of thy
Allow me to be able to know the love of Thy love for me can follow them because you never say: " I love the love that I love . "
Allow me to be able to mingle freely with your lovers, so I can continue to feel the vibrations through their love thee.

Ya Allah Maharahman and Maharahim,
Teach me how to love thy
Teach me to love thy
Teach me to love thy
Thou, O Lord, I want to feel every vibration that I send in the night thick with tears and guilt in the very distant.

Ya Allah Maharahman and maharahim. Forgive me for the first time to write a letter for thee, the world is too busy these useless, forgive me if this letter does not have feelings of love and bland when you read it, may well still love my 'puppy love' to You

Ya Allah, Rahman and Maharahim. I beg of Thee, when the time comes, let me read your letters-again, permit me one last time to write a letter for you. Maybe a love letter, a letter may be the desire, and not impossible daydream, daydream my crazy to You. Indeed, if the time has arrived, let me kiss thee once.



Khamis, 18 November 2010

There Is a Heart Against Mayor Ka'abah?



By : SUFI MUDA

Narrated by Sheikh Shamsuddin at-Tabrizi that one day when Sheikh Abu Yazid al-Busthami is the way to Mecca for pilgrimage, he visited a Sufi in Bashrah. Direct / face to face, the Sufis welcomed him with a question: "What you want, O Abu Yazid!".
Shaykh Abu Yazid was soon explained: "I only visited briefly, because I want to perform the pilgrimage to Mecca."
"Bekalanmu it enough for this trip?" Said the Sufi.
"Enough" said Sheikh Abu Yazid.
"How much?" The sufi asked.
"200 dirhams" said Sheikh Abu Yazid.

The Sufi then seriously suggested to Sheikh Abu Yazid: "Give me the money only, and around my bertawaflah seven times."
Apparently Sheikh Abu Yazid is still calm, even-compliant and deliver it to the 200 dirham sufi no doubts at all. Furthermore, the Sufi is revealed: "O Abu Yazid, my heart is a house of God, and also houses the temple of God. Just that the difference between the temple and my heart is, that God did not enter the temple since its establishment, but he was never out of my heart since built by him. "
Shaykh Abu Yazid just bowed his head, and the Sufis came to returning the money to him and said: "Be quiet, go to the temple only way muliamu" command.
Shaykh Abu Yazid al-Busthami is a super great saint who is no stranger to the heart of the penimba science mysticism, particularly Sufism philosophy. He died around the year 261 H. Meanwhile, Shaikh Shamsuddin at-Tabrizi (who narrates the story above) is also a great saint (died in 645 AH) who had been awarded to the spiritual inspiration and motivation so much as a great saint Sheikh Jalaluddin ar-Rumi, the leader orders Maulawiyah (died in H. 672).
But who is a member of the Sufi?. Apparently, they have status as guardian of higher than third on the famous priest. Whomever he ...?!?


Ahad, 7 November 2010

Kisah Kepemimpinan Abu Bakar As-sidiq

Suatu hari, Khalifah Abu Bakar hendak berangkat berdagang. Di tengah jalan, ia bertemu dengan Umar bin Khathab. “Mau berangkat ke mana engkau, wahai Abu Bakar?” tanya Umar. “Seperti biasa, aku mau berdagang ke pasar,” jawab sang khalifah.
Umar terkejut mendengar jawapan itu, lalu berkata, “Engkau sekarang sudah menjadi khalifah, karena itu berhentilah berdagang dan konsentrasilah mengurus kekhalifahan.” Abu Bakar lalu bertanya, “Jika tak berdagang, bagaimana aku harus menafkahi anak dan istriku?” Lalu Umar mengajak Abu Bakar untuk menemui Abu Ubaidah. Kemudian, ditetapkanlah oleh Abu Ubaidah gaji untuk khalifah Abu Bakar yang diambil dari baitul mal.

Pada suatu hari, istri Abu Bakar meminta wang untuk membeli manisan. “Wahai isteriku, aku tak punya wang,” kata Abu Bakar. Isterinya lalu mengusulkan untuk menyisihkan wang gaji dari baitul mal untuk membeli manisan. Abu Bakar pun menyetujuinya.
Setelah beberapa lama, wang untuk membeli manisan pun terkumpul. “Wahai Abu Bakar belikan manisan dan ini wangnya,” ungkap sang isteri memohon. Betapa terkejutnya Abu Bakar melihat wang yang disisihkan isterinya untuk membeli manisan. “Wahai isteriku, wang ini ternyata cukup banyak. Aku akan serahkan wang ini ke baitul mal, dan mulai besok kita usulkan agar gaji khalifah supaya dikurangi sebesar jumlah uang manisan yang dikumpulkan setiap hari, karena kita telah menerima gaji melebihi kecukupan sehari-hari,” tutur Abu Bakar.

Sebelum wafat, Abu Bakar berwasiat kepada putrinya Aisyah. “Kembalikanlah barang-barang keperluanku yang telah diterima dari baitul mal kepada khalifah penggantiku. Sebenarnya aku tidak mau menerima gaji dari baitul mal, tetapi karena Umar memaksa aku supaya berhenti berdagang dan berkonsentrasi mengurus kekhalifahan,” ujarnya berwasiat.
Abu Bakar juga meminta agar kebun yang dimilikinya diserahkan kepada Khalifah penggantinya. “Itu sebagai pengganti uang yang telah aku terima dari baitul mal,”kata Abu Bakar. Setelah ayahnya wafat, Aisyah menyuruh orang untuk menyampaikan wasiat ayahnya kepada Umar. Umar pun berkata, “Semoga Allah SWT merahmati ayahmu.”
Kisah yang tertulis kitab fadhailul ‘amal itu sarat akan makna dan esan. Di bulan Ramadhan ini, kita dapat mengambil pelajaran dari sikap dan keteladanan Abu Bakar yang tidak rakus terhadap harta kekayaan. Meski ia adalah seorang khalifah, namun tetap memilih hidup sederhana demi menjaga amanah.
Inilah sikap keteladanan dari seorang pemimpin sejati yang perlu ditiru oleh para pemimpin bangsa kita. Perilaku pemimpin, memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan masyarakat. Lebih-lebih lagi, rakyat Malaysia memiliki karakteristik masyarakat yang materialistik yang  berorientasikan kemewahan hidup.
Apa yang dilakukan pemimpin akan ditiru oleh rakyatnya, baik perilaku yang baik maupun yang buruk. Dengan spirit Hari Raya Korban yg akan menjelang tidak lama lagi , maka hendaknya para pemimpin dari Barisan Nasional mahupun Pakatan Rakyat harus memberi teladan yg baik untuk hidup secara wajar agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial. Wallahu ‘alam.

Selasa, 2 November 2010

Iskandar Zulkarnain - Penakluk Dunia





Iskandar Zulkarnain dikenali sebagai raja dan penakluk yang tiada tolak bandingnya. Di kalangan umat Islam, beliau dikenali sebagai Iskandar Zulkarnain. Manakala dalam masyarakat Barat, beliau dipanggil Alexander The Great. Namun, perbezaan nama itu menimbulkan persoalan yakni adakah kedua-dua nama itu orang yang sama ataupun tokoh yang berbeza. Persoalan ini masih belum terjawab.

Di kalangan ulama dan para sarjana, mereka berbeza pendapat mengenai perkara ini kerana terdapat beberapa perbezaan dan ketidakselarasan cerita mengenai Iskandar Zulkarnain mengikut versi Islam dan barat.Namun begitu A. Yusuf Ali, salah seorang ulama yang terlibat dalam menterjemah dan mentaksirkan al-Quran ke dalam bahasa Inggeris, menyimpulkan bahawa Iskandar Zulkarnain yang disebut dalam Quran dan sejarah Islam sama dengan Alexander The Great di barat. Perbezaan nama itu timbul kerana Raja Iskandar Zulkarnain menguasai empayar yang luas melangkaui dari benua Eropah sampai ke Timur Jauh. Beliau memerintah dua kerajaan dunia iaitu Timur dan Barat. Iskandar Zulkarnain pernah memimpin bala tentera ke Parsi, India, Bulchistan, dan Asia Tenggara. Malahan pernah belayar mengelilingi Semenanjung Tanah Melayu dan singgah di kota Medang Kamulan timur yang terletak di Kelantan.Di Medang, Iskandar Zulkarnain merancang untuk menguasai seluruh Kepulauan Melayu.


Menurut catatan sejarah, Iskandar Zulkarnain berada Pulau Jawa selama 20 tahun untuk tujuan berdakwah. Setelah itu, beliau memimpin angkatan tenteranya menuju ke China. Kedatangannya mendapat tentangan yang hebat daripada Maharaja China. Tetapi bala tentera Iskandar Zulkarnain terlalu kuat dan akhirnya tentera China menyerah kalah.Maharaja China terpaksa menyerahkan bahagian timur Wilayah Shensi kepada Iskandar Zulkarnain. Beliau telah melantik seorang gabenor dan menamakan wilayah itu ‘Shang’ iaitu dari sebutan Cina ‘Yaksan’, nama asal Iskandar Zulkarnain.


Selepas berjaya menguasai sebahagian wilayah Shang, China, Iskandar Zulkarnain meneruskan misi penaklukan ke negara Korea sebelum menyeberang ke Kepulauan Jepun. Dengan itu, tercapailah hasrat Iskandar Zulkarnain untuk sampai ke negara matahari terbit iaitu tempat yang paling hujung di sebelah timur.Di setiap negara yang ditaklukinya, Iskandar Zulkarnain telah mengambil kesempatan untuk menyebarkan agama Nabi Ibrahim.


Hampir tiga perempat dan penjuru dunia telah dijejaki oleh Iskandar Zulkarnain. Perihal ini ada disebut dalam al-Quran bahawa Iskandar Zulkarnain telah sampai ke negara matahari jatuh iaitu Norway dan terbit yakni Jepun. Sebab itulah beliau digelar “Zulkarnain” yang dalam bahasa Arab membawa pengertian “yang mempunyai dua tanduk”. Dua tanduk itu merujuk kepada dunia barat dan timur. Iskandar Zulkarnain dipercayai hidup lebih 3500 tahun yang lalu.Mengikut kitab Sulalatus Salatin, raja-raja Melayu merupakan keturunan Iskandar Zulkarnain. Ramai pengkaji sejarah meragui hubungan tersebut dan menyifatkannya sebagai percubaan penulis kitab itu untuk mengangkat martabat dan menunjukkan kehebatan serta kemuliaan raja-raja pada zaman dahulu. Sesetengah pula yang menyifatkannya sebagai mitos yang sengaja diadakan.


Begitu juga legenda mengenai Iskandar Zulkarnain sengaja diperbesar-besarkan.Mengikut legenda barat, Raja Iskandar Agung pernah membina tembok gerbang besi bagi menyekat Yakjuj dan Makjuj yang lari ke sebuah gunung. Tujuannya ialah untuk mengelakkan kedua-dua makhluk ini daripada membuat onar dan mencetuskan huru-hara. Gerbang besi ini kononnya pernah ditemui oleh seorang pengembara China pada kurun ke-7 Masihi. Pengembara yang bernama Hiouen Tsiang menjumpai gerbang itu ketika dalam perjalanannya ke India.


Beliau hanya menemui dua daun pintu yang diperbuat daripada besi dan digantung dengan loceng-loceng. Pintu gerbangnya sudah tidak wujud lagi. Keadaan ini mungkin disebabkan gerbang besi itu telah dirobohkan oleh orang-orang Monggol yang keluar menjelajah ke barat. Tembok gerbang besi itu dipercayai terletak di sebuah daerah yang bernama Hissar iaitu lebih kurang 150 batu dari Bukhara.Kisah Iskandar Zulkarnain turut disebut secara tidak langsung dalam kitab Injil. Iskandar Agung atau Alexander The Great dibayangkan sebagai seorang raja yang gagah perkasa dan memerintah jajahan yang besar.


Namun empayar jajahannya musnah selepas kematiannya. Josephus, seorang ilmuwan yang berbangsa Yahudi-Palestin yang hidup hampir sezaman dengan Nabi Isa a.s. pernah menulis secara panjang lebar mengenai lawatan Iskandar Zulkarnain ke Juruselam dan Baitul Mukaddis yang menjadi kota suci kepada orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Islam.Baitul Mukaddis pernah diperintah oleh Nabi Sulaiman dan Nabi Daud. Selepas kewafatan kedua-dua nabi tersebut, orang Yahudi berbalah sesama sendiri dan menyebabkan kota itu jatuh ke tangan Iskandar Zulkarnain.


Selepas Iskandar Zulkarnain meninggal dunia, Baitul Mukaddis jatuh pula ke tangan beberapa kuasa seperti Rom, Parsi, dan Islam. Sehingga ke hari ini, Baitul Mukaddis masih menjadi rebutan di kalangan orang-orang Islam, Yahudi, dan Nasrani dan menyebabkan pergolakan di Palestin masih menjadi isu yang tidak kunjung selesai.Yang lebih menarik dan pelik mengenai Iskandar Zulkarnain ialah beliau dikatakan pernah berguru dengan Aristottle, anak murid Plato, ahli falsafah Yunani yang terkenal.


Justeru itu, timbul persoalan apakah Aristottle merupakan seorang yang beragama Islam kerana tidak mungkin bagi Iskandar Zulkarnain yang menganut ajaran Nabi Ibrahim mempelajari sesuatu yang bertentangan dengan akidah dan kepercayaannya. Bukan sekadar itu, Iskandar Zulkarnain juga dikatakan memperturunkan zuriatnya di Asia Tenggara, India, dan Parsi. Di antaranya ialah “Bharata” yang lahir di Pulau Jawa. Daripada “Bharata” pula lahir Anushirwan yang menjadi Raja Parsi dan turun kaum Pandawa serta Kaurawa dalam abad pertama Masihi.


Nampaknya terdapat usaha daripada pelbagai bangsa dan kaum untuk menghubungkan keturunannya dengan Iskandar Zulkarnain. Jadi sudah tentu Iskandar Zulkarnain merupakan seorang tokoh dunia yang begitu hebat sehingga namanya disebut hampir dalam kebanyakan peradaban besar dan utama dunia. Setiap bangsa dan peradaban mempunyai panggilan yang tersendiri terhadap Iskandar Zulkarnain. Mereka cuba menampilkan sifat-sifat Iskandar Zulkarnain mengikut acuan serta nilai masyarakatnya. Oleh hal yang demikian, bukan suatu perkara yang menghairankan kalau Iskandar Zulkarnain mempunyai nama dan panggilan yang lain selain daripada Iskandar Agung dan Alexander The Great. Hal ini kerana pada hakikatnya kedua-duanya merupakan orang dan tokoh yang sama. 


Albert Einstein: Dari Kerani Menjadi Saintis Agung





“Ia memerlukan sentuhan seorang yang mempunyai kepintaran luar biasa dan juga keberanian yang hebat untuk bergerak menongkah arus pemikiran”.

Demikian antara ungkapan ahli fizik teragung Albert Einstein yang telah mengubah pandangan manusia tentang alam semesta. Jika dahulu manusia melihat segala kejadian alam dengan mudah tetapi segalanya berubah selepas penemuan fizik terhebat Albert Einstein.

Sebelum menjadi terkenal, Albert Einstein merupakan seorang kerani di pejabat paten di Switzerland. Hobinya merenung fenomena alam di masa lapang selepas waktu bekerja dan juga sewaktu zaman remajanya telah berjaya menghasilkan sebuah karya agung fizik untuk abad ini. Beliau bukan sahaja mengilhamkan teori baru, tetapi sama sekali mengubah pandangan kita terhadap alam semesta.

Kehidupan beliau di waktu kecil adalah seperti kanak-kanak biasa. Cuma beliau seorang yang amat pemalu. Menurut pakar sejarah, kecenderungan Einstein dalam sains fizikal bermula ketika beliau berumur empat atau lima tahun yang mana beliau telah dihadiahkan sebuah kompas.walaupun umurnya begitu muda, Einstein sangat tertarik dengan kompas tersebut kerana jarumnya sentiasa menunjuk ke arah utara walaupun kompas tersebut diterbalikkan.

Dia percaya pada ketika itu bahawa ada sesuatu yang tidak dapat dilihat yang menyebabkan kompas itu kelihatan sedemikian. Sejak dari itu, Einstein asyik bertanya di dalam mindanya kenapa, mengapa dan bagaimana ia boleh terjadi.

Pada tahun 1905, tahun yang dikenali serata dunia sebagai ’annus mirabilis’ (tahun keajaiban), Einstein berjaya menghasilkan beerapa siri penemuan saintifik yang mengegarkan dunia.

Penemuan pertama beliau, seperti yang terkandung dalam tulisan ilimiahnya yang bertajuk ”Penyiasatan Awal Berkenaan Penghasilan dan Transformasi Cahaya’melibatkan perubahan konsep tentang cahaya. Sebelum ini pakar-pakar sains amat yakin bahawa cahaya adalah bersifat gelombang.

Pada waktu itu, saintis telah mengkaji satu fenomena alam yang membingungkan mereka. Mereka mendapati apabila cahaya disinarkan ke atas sekeping logam nipis, elektron (zarah yang membawa arus elektrik) berjaya dihasilkan. Apa yang membingungkan pakar-pakar ini ialah, cahaya tersebut mempunyai warna-warna yang sama. Contohnya, cahaya berwarna merah, tetapi bila pancarannya ditingkatkan, mereka mendapati elektron yang dihasilkan telah bertambah dari segi jumlah tetapi kelajuan elektron yang dilepaskan tetap sama. Tetapi apabila cahaya yang berlainan warna pula digunakan, contohnya warna biru, mereka dapati kelajuan elektron yang dilepaskan meningkat. 




Dengan erti kata lain, kelajuan elektron yang dihasilkan dari pancaran cahaya ke atas sekeping logam bergantung pada warna cahaya yang disinarkan dan bukan peningkatan pancarannya. Penemuan ini amat mengelirukan saintis pada zaman itu kerana model cahaya yang bersifat gelombang tidak dapat memberi penjelasan yang baik terhadap persoalan mengapa halaju elektron berkait rapat dengan warna cahaya yang disinarkan. Di sinilah bermulanya peranan saintis yang disegani bernama Albert Einstein.

Beliau mempelopori idea di mana cahaya bukan sahaja memiliki sifat gelombang tetapi juga memiliki sifat zarah. Dengan menggabungkan konsep yang dikemukakan oleh Max Planck, seorang saintis Jerman, tentang radiasi bahan yang dipanaskan, iaitu Pemalar Planck, h, (Planck Constant) Einstein berjaya menghuraikan misteri cahaya.

Tenaga yang dihasilkan oleh cahaya, menurut Einstein adalah berkadar terus dengan Pemalar Planck dan frekuensi cahaya (warna cahaya) tersebut yang kini dikenali sebagai kesan –cahaya elektrik (fotoelektrik).

Dengan penemuan inilah, pada tahun 1921 beliau teah dianugerahkan hadiah Nobel Fizik, hadiah teragung dalam bidang sains. Disebabkan penemuan inilah, seabad kemudian kita berjaya menghasilkan lampu, kamera digital, mesin fotokopi dan pelbagai alatan lain yang berkaitan dengan penggunaan cahaya.

Einstein tidak berhenti di situ sahaja, pada tahun yang sama Einstein juga telah berjaya memberikan gambaran tentang pergerakan rawak zarah kecil di dalam cecair. Penemuan ini yang dinamakan ‘Gerakan Brown’ pertama kali ditemui oleh seorang ahli botani Robert Brown, yang mana beliau mendapati debunga yang dikaji beliau bergerak, seoalh-olah menari dalam cecair di bawah mikroskop.  



Penemuan ini menarik minat Einstein untuk mengkajinya lantas, menulis tesis kedoktorannya mengenai pergerakan Brown. Einstein dalam tulisan beliau yang berjudul ‘ Pergerakan Zarah Kecil di dalam Cecair Seperti Yang diperhatikan Dalam Teori Kinetic –Molekular Haba’, berjaya memberi penerangan tentang pergerakan rawak di dalam cecair adalah disebabkan oleh pelanggaran antara molekul air dan zarah tersebut. Pelanggaran ini adalah disebabkan oleh teori kinetik cecair yang menyatakan bahawa molekul cecair tersebut sentiasa bergerak.

Biarpun moleul cecair itu kecil, tetapi jumlahnya yang banyak menyebabkan zarah yang berada dalam cecair itu seolah-olah bergerak secara magis. Secara matematik, proses tersebut dikenali sebagai Proses Wiener.

Jurutera kini menggunakan teknik ini untuk menghasilkan alat penapisan yang lebih berkesan dengan menggunakan tenaga yang hampir sama dengan kerja penapisan. Denganmeletakkan satu halangan yang dicondongkan, para jurutera telah menghasilkan alat penapis yang mengeksploitasikan Pergerakan Brown berkenaan.

Ia juga digunakan dalam industri perubatan di mana bacteria dan virus boleh ditapis mengikut kepelbagaian saiz. 









Teori Relativiti

Antara penemuan Einstein yang kini masih lagi menjadi buah mulut para saintis, novelis, pencetak kemeja-T dan orang ramai yang berminat ialah Teori Kerelatifan.. Pada tahun 1905, teori relaitiviti yang dikemukakan ini lebih dikenali sebagai Teori Kerelatifan Khas. Ini kerana model teori belum lagi mengambil kira daya tarikan antara dua objek iaitu graviti.

Teori Kerelatifan Khas, wujud kerana ahli fizik pada waktu itu dan beberapa ratus tahun sebelum itu percaya bahawa, hukum fizik adalah tetap dan tidak bergantung pada pergerakan sesuatu bingkai rujukan. Konsep ini telah diusulkan oleh Galileo Galilei seawal tahun 1632 dalam makalahnya yang berjudul “Di mana Kedudukan Pusat Alam Semesta ?”. Model yang sama juga digunakan oleh Newton dalam pembentukan teori mekanikal beliau.

Walaubagaimanapun teori ini tergugat dengan kehadiran Teori Elektromagnetik di abad ke-19. Mengikut persamaan Teori Elektromagnetik, James Clark Maxwell telah membuktikan radiasi elektromagnetik bergerak dalam ruang kosong (seperti angkasa lepas) seperti gelombang. Gelombang selalunya mempunyai perantaraan untuk bergerak seperti air dan udara-untuk ombak dan bunyi. Pada waktu itu, perantara di dalam ruang kosong itu dikenali sebagai Ether ( udara di atas udara).

Maxwell juga telah menunjukkan bahawa halaju cahaya serta radiasi elektromagnetik yang lain ialah 300 juta meter sesaat berbanding (relatif) dengan seseorang yang tidak bergerak di dalam ruang ether. Tetapi di dalam dunia ether pula, seseorang yang bergerak akan mendapati halaju cahaya akan berubah.

Teori ini disangkal apabila pelbagai kajian dijalankan oleh ahli fizik pada waktu itu mengesahkan bahawa halaju cahaya tidak berubah samada sumber cahaya itu bergerak ataupun tidak.

Untuk menyesuaikan penemuan terbaru itu, dengan sistem fizik mekanik (mekanik Newton) yang lama, Einstein mencadangkan Teori Kerelatifan Khas (Special Relativity). Dengan makalah yang berjudul ‘Berkenaan Elektrodinamik Jasad Bergerak’, Einstein sekali lagi mengegarkan dunia. Teori ini mengubah paradigma terhadap konsep ruang dan masa.

Masa dan ruang adalah pembolehubah dalam teori yang terbaru ini dan bukan lagi penentu yang pasif. Secara umumnya, Teori Kerelatifan Khas seoalah-olah suatu mainan perasaan sahaja dan tidak mempunyai aplikasi yang lain.

Tetapi di abad ke 20 ini, segala pengukuran perlu mempunyai kejituan yang tinggi dan jurutera serta saintis perlu mengambil kira kesan Teori Kerelatifan Khas. Jika dibandingkan dengan manusia biasa seperti kita, Teori Kerelatifan Khas Einstein berjaya menggabungkan konsep tenaga dan jisim dalam karyanya yang berjudul “Apakah Inersia Suatu Jasad Bergantung Pada Muatan Tenaganya?”

Di dalam penulisan inilah Einstein telah mengabadikan namanya dalam dunia fizik dengan persamaannya yang terkenal iaitu E=mc2, formula yang terkenal pada masa kini. Teori inilah yang membuatkan kemajuan pemikiran manusia telah maju setapak di hadapan malahan mungkin lebih jauh lagi dari jangkauan.

Penulisan Einstein untuk tahun-tahun berikutnya lebih tertumpu kepada Teori Relativiti Umum ( General Relativity) dan Teori Segalanya ( Theory of Everything) yang menggabungkan semua teori daya fizik yang wujud. Teori Relativiti Umum adalah berkenaan penggabungan Teori Kerelatifan Khas dengan daya graviti.

Apa yang menarik tentang teori ini adalah, perubahan tentang konsep daya penarik graviti yang sedia ada. Mengikut teori ini, graviti wujud kerana ruang yang wujud di sekeliling tenaga (jisim) melengkung disebabkan oleh kewujudan tenaga itu. Oleh itu, pergerakan sesuatu jasad mengikut lengkungan tersebut seolah-olah ditarik oleh sesuatu daya yang dikenali sebagai daya penarik graviti.

Einstein meninggal dunia sebelum dapat menggabungkan segala teori daya fizik yang wujud. Ahli fizik sekarang yang kini menjadi pewaris harta intelek Einstein sedang berusaha untuk meneruskan perjuangan beliau untuk menghasilkan Teori Segalanya (TOE).

Yang pasti ialah, 100 tahun selepas tahun keajaiban Einstein, hidup kita kini telah berubah sama sekali. Seperti yang pernah diungkapkan oleh Newton, ”jikalau aku dapat melihat dengan lebih jauh, ia adalah kerana aku berdiri di bahu gergasi’. (merujuk kepada saintis-saintis agung sebelum beliau)

Einstein ialah salah seorang gergasi itu bagi generasi kini dan yang pastinya kemajuan yang kita kecapi sekarang adalah kesan terhadap pemahaman dan imaginasi beliau yang amat mendalam tentang hukum alam. 




Azhar Abu Talib : Penyelidik di MIMOS Berhad

Nurisya Mohd Shah : Penuntut PhD dalam bidang fizik Matematik di Concordia University, Montreal, Canada. Blog beliau boleh dikunjungi di http://mylambda.wordpress.com